Wednesday 29 September 2010

Falsafah Lima Jari

- ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung
- ada telunuk yang suka menunjuk dan memerintah
- ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk
- ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar, sehingga diberi hadiah cincin
- dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf.
dengan perbedaan positif yang dimiliki masing masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan.
pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?
falsafah ini sederhana namun sangat berarti. kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong,saling mengisi, bukan untuk saling menuduh,menunjuk,merusak, dan bahkan membunuh.
Sudahkah kasih anda hari ini bertambah? Semoga bermanfaat Lanjut - Falsafah Lima Jari

Bookmark and Share

Tuesday 21 September 2010

Pewarna Makanan di Tempat Fotocopy

"Cari ditempat fotocopy aja"
"PEWARNA MAKANAAAN, MASA DI FOTOCOPY"

Melanjutkan cerita gw dari Kutukan Taksi Blu* B*rd. Jadi pas di angkot, ada sekumpulan anak SMP naek angkot. Dan mereka duduk di depan gw. Lalu angkot pun jalan dan mereka ngobrol layaknya anak SMP sekarang. Nah pas mereka udah mau turun, anak SMP yang didepan gw ngomong

"Cari ditempat fotocopy aja",

dan teman"nya yang disebelahnya pun serentak menyaut,

"PEWARNA MAKANAAANN, MASA DI FOTOCOPY !!!!!",

gw mau ngakak, cuman karena gak enak gw tahan aja. Sumpah padahal tuh anak SMP lumayan lah. Tapi ternyata oh ternyata.
Lanjut - Pewarna Makanan di Tempat Fotocopy

Bookmark and Share

Kutukan Taksi Blu* B*rd

"Jangan sekali sekali mengacuhkan taksi Blu* B*rd"

Kemaren gw, cendol, sama pandu walking walking to McD Buah Batu. Setelah selese dengan keperluan masing" (Makan, ngobrol", wi-fi-an, cuci tangan--red.), kita memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, si pandu mengusulkan untuk pergi ke Griya yang letaknya disebelah McD buat beli kue buat ntus. Karena satu dan lain hal ditambah menyempitnya waktu dikarenakan ada acara "syukuran" tambah tua-nya si Doni, maka kita putuskan untuk pulang.
Lagi enak-enaknya nunggu ancot (baca : angkot), tiba" si pandu mengusulkan untuk naek taksi. Hal itu didukung oleh cendol, tapi tidak oleh gw (apasi). Tapi pas gw pikir" lagi, itungannya sama aja kaya naek angkot digabungin. Ya pada akhirnya gw menyetujui juga.
Setelah semua setuju, hal selanjutnya adalah nyari taksi nya (iyalah..). Kebetulan taksi yang lewat, semuanya namanya gak jelas alias diragukan (parah...), lalu gw bilang, "Naek Blu* B*rd aje", dan serentak semuanya mengiyakan.
Setelah menunggu lama, akhirnya taksi Blu* B*rd yang pertama lewat, tapi sialnya dia melintas di jalur yang lain alias melawan arah. Terpakas kami menunggu taksi yang lain (Blu* B*rd tentunya). Panas terik kami tahan demi mendapatkan tumpangan taksi Blu* B*rd.
Akhirnya yang ditunggu" pun datang. Taksi Blu* B*rd berkelir biru muda yang tampak diantara mobil berkelir tidak jelas. Kita semua udah pada kesenengan tuh, namun masalah lain muncul, siapa yang mau berhentiin taksi nya? Kita semua saling tunjuk menunjuk siapa yang mau berhentiin taksi nya sampai, taksi itu pun berjalan melewati kami dan meninggalkan kami yang tertunduk lesu. Dan terpaksa kita menunggu taksi berikutnya.
Cukup lama menunggu (yaa sekitar 20-30 menit), tidak ada satupun taksi yang lewat. Kami pun mulai putus asa. Dan pandu pun nyeletuk "Kaya'nya kita kena kutukan Blu* B*rd nih, taksi kagak ada yang lewat". Gw juga mikir, jangan" iye, kagak ada taksi lagi yang lewat..nah loh..
Setelah lama menunggu dengan keputusasaan, dan ditambah waktu yang mendesak, akhirnya kami be3 memutuskan naik angkot dengan berpanas"an..
Niat mau ngadem naek taksi, apa daya hanya bisa naek angkot. Semua karena Kutukan Blu* B*rd
Lanjut - Kutukan Taksi Blu* B*rd

Bookmark and Share

Sunday 19 September 2010

Kesadisan angkot di Bandung

Ternyata angkot di bandung lebih sadis daripada di Bekasi.
Tadi siang, gwn sama vany mau ke palasari, nah kalo dari telkom kan naek angkot jurusan Buah Batu-Dayeuh Kolot. Setelah nunggu lama, dateng tuh angkot yang ditunggu. Udah lumayan rame, bahkan bisa dibilang udah hampir penuh. Kalo berdasarkan "asas" angkot di bekasi yaitu "4-6", itu angkot udah bisa dibilang penuh, soalnya tinggal bangku yang deket pintu yang kosong. Tapi ini angkot tetep aja naikin penumpang, malah ada 1 keluarga terdiri dari bapak, ibu, dan ketiga anaknya, disuruh naek juga. Ya gak bakal mau lah, space 2 orang mau di masukin 5 orang. Tapi supir ini tetep gak kehilangan penumpang (bahasa supir angkot nya, "sewa"). Sepanjang jalan tetep aja yang nyetopin. Dan alhasil, komposisi di angkot menjadi "7-5" plus 2 di deket pintu dan 2 di depan. Bayangkan saja, dengan ukuran mobil yang sama, Para supir angkot di Bandung bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibandingkan di Bekasi.

Pertanyaannya, apakah para supir angkot di Bekasi sebaiknya belajar dari supir angkot Bandung untuk mendapat keuntungan yang lebih? Atau supir angkot Bandung yang harus belajar kepada supir angkot Bekasi mengenai kenyamanan para penumpang atau "sewa"? hemmmm...
Lanjut - Kesadisan angkot di Bandung

Bookmark and Share